Umumnya umat di kalangan Kristen Protestan menempatkan pusat kebaktian adalah pada pemberitaan firman (khotbah), umat Katolik pada Ekaristi, umat di kalangan gereja Bethany pada pujian-pujian penyembahan, umat di kalangan gereja Pentakostal pada pengalaman kehadiran Roh Kudus, dan sebagainya. Semua aspek penekanan teologis tersebut benar. Namun semua aspek teologis tersebut hanya berada dalam lingkup ritual. Melalui ibadah umat diharapkan dapat mengalami ... Read More »
Renungan
Dalam Kesusahan, Tetap Mengikut Tuhan (Kejadian 21:8-21; Mazmur 86:1-10, 16-17)
Kelahiran Ishak disambut dengan meriah dan penuh sukacita, setelah Abraham dan Sara menanti selama puluhan Tuhan janji Tuhan. Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih (Kej. 21:8). Namun pada hari yang penuh sukacita tersebut Abraham mengalami dukacita karena Sara meminta agar Hagar dan Ismael diusir dari keluarga mereka. Allah meneguhkan Abraham agar ia memenuhi permintaan istrinya. Bagaimana seandainya Saudara ... Read More »
Allah adalah Tuhan yang Panjang-sabar (Nehemia 9:1-17)
“Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka” (Neh. 9:17). Watak Allah yang panjang sabar tidak pernah berdiri sendiri. Allah yang panjang sabar senantiasa diikuti dengan karakter-Nya yang lain, yaitu: kaya dalam pengampunan, pengasih, penyayang, berlimpah kasih setia dan tidak meninggalkan umat yang berdosa. Ciri khas dari ... Read More »
Imam Eli: Keteladanan yang gagal (1 Samuel 2:12-17, 22-25)
Kisah kegagalan keluarga Imam Eli dalam mendidik anak-anaknya sering ditujukan kepada keluarga Pendeta agar menjadi keluarga yang melayani Tuhan. Jangan sampai anak-anak para pendeta seperti Hofni dan Pinehas. Namun pada sisi lain kisah keluarga Imam Eli juga ditujukan kepada setiap keluarga anggota jemaat. Sebab setiap anggota jemaat pada hakikatnya berjabatan sebagai Imamat Am. Prinsip gereja reformatoris seperti yang dianut oleh ... Read More »
Dipanggil untuk Memerdekakan (Kejadian 45:1-15; Mazmur 133)
Trauma sering menyebabkan luka-luka batin dalam rentang waktu yang sangat panjang, sehingga perjumpaan yang terjadi dapat membuka kembali luka-luka batin tersebut. Pengalaman Yusuf dianiaya dan dijual oleh saudara-saudaranya telah menorehkan luka-luka yang dalam di hatinya. Namun luka-luka batin tersebut berhasil dipulihkan sehingga Yusuf mampu memaafkan kesalahan saudara-saudaranya. Bahkan Yusuf mengembangkan suatu refleksi teologis tentang rencana dan karya Allah yang memelihara ... Read More »
Bila Tuhan Mengutus (Hakim-hakim 4:1-7; Matius 25:14-30)
Salah satu elemen liturgi yang sering diabaikan oleh umat adalah Ordo Pengutusan. Beberapa anggota jemaat sering terburu-buru meninggalkan kebaktian sebelum Pendeta mengucapkan Amanat Pengutusan dan Berkat. Gereja Tuhan menempatkan Ordo Pengutusan sebagai The Liturgy after the Liturgy. Makna The Liturgy after the Liturgy adalah umat diutus Allah memberlakukan seluruh ibadah yang di dalamnya anugerah dan firman Tuhan telah diwartakan. Pengutusan ... Read More »
Kekayaan yang Membinasakan (Amos 5:6-7, 10-15; Mazmur 90:12-17; Ibrani 4:12-16; Markus 10:17-31)
Jawaban yang jitu ditentukan oleh pertanyaan yang jitu. Ungkapan ini mau menyatakan bahwa begitu banyak pertanyaan yang kitalontarkan tidak selalu jitu, sehingga kita sering memperoleh jawaban yang kurang tepat atas kehidupan ini. Salah satu pertanyaan yang eksistensial dan universal adalah: bagaimana manusia dapat memperoleh hidup yang kekal? Pertanyaan tersebut umumnya mendasari pemikiran dan pengajaran para tokoh pendiri agama. Bagaimana manusia ... Read More »
Luka-luka Batin dan Anugerah Allah (Kejadian 33:1-17)
Siapakah di antara kita yang tidak pernah mengalami luka-luka batin, atau yang disebut dengan trauma? Perjalanan hidup setiap orang tidak terelakkan mengalami trauma dalam berbagai peristiwa yang dialaminya. Arti “trauma” menunjuk kepada luka yang ditimbulkan oleh kekerasan yang dialami oleh seseorang atau kelompok baik secara fisik, emosional, maupun spiritual. Efek trauma tidak lenyap karena perjalanan waktu, tetapi tetap membekas dan ... Read More »
Iri-hati Memadamkan Cinta (Kejadian 37:1-4, 12-28)
Yakub menyayang Yusuf lebih daripada anak-anaknya yang lain. Sikap Yakub tersebut seperti menggemakan pengalaman pribadinya, yaitu dia disayang oleh Ribka ibunya, sedangkan Esau kakaknya disayang oleh Ishak. Yakub dibesarkan dalam keluarga yang menganakemaskan salah satu anggota keluarga, sehingga dia juga menyayang Yusuf, anaknya yang bungsu secara menyolok. Di hadapan anak-anaknya, Yakub memberi Yusuf sebuah jubah yang maha indah. Tindakan Yakub ... Read More »
Mengapa Melayani? (Yosua 24:1-3, 14-25; Mazmur 78:1-7)
Setiap umat dipanggil melayani Tuhan. Beberapa motif umat melayani Tuhan misalnya menyalurkan minat dan bakat, ingin menjadi berkat, mengisi waktu senggang, dan sebagainya. Namun dalam perikop Yosua 24, umat diajak untuk menghayati tugas melayani bukan sekedar kewajiban, menyalurkan bakat dan minat. Yosua 24 mengajak umat untuk terlebih dahulu menemukan sumber spiritualitas iman yang terdalam, yaitu menghayati seluruh karya keselamatan Allah ... Read More »