Latest Article

Artikel

Jaminan Keselamatan (Filipi 2:12-18)

“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Flp. 2:12-13). Inti dan tujuan setiap agama dan kepercayaan adalah keselamatan. Dalam kodratnya manusia menyadari kefanaannya ... Read More »

Keselamatan yang Sempurna

Agama dan kepercayaan lahir karena membutuhkan keselamatan. Dari lubuk hati yang terdalam setiap umat manusia membutuhkan jaminan keselamatan dalam kehidupan masa kini dan mendatang. Manusia mahluk yang fana, namun sekaligus menyadari dimensinya yang abadi. Tubuh akan mati, tetapi masih ada kelanjutan kehidupan setelah mati. Karena itu keselamatan senantiasa berdimensi 2 waktu, yaitu keselamatan di masa kini yang terbatas oleh kebertubuhan, ... Read More »

Kolaborasi yang Empatis (Filipi 2:1-4)

“Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih,satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utamadari pada dirinya sendiri” (Flp. 2:2-3). Saat ini salah satu yang mendasar dalam transformasi dunia di setiap aspek kehidupan ditentukan oleh seberapa besar setiap orang ... Read More »

Berpegang Teguh pada Kebenaran (2 Timotius 3:10-17)

“Namun, hendaknya engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkauyakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu” (2Tim. 3:14). Kebenaran sering menjadi ketidakbenaran. Sebab setiap orang baik dan jahat berbicara tentang “kebenaran.” Makna “kebenaran” sering menjadi realitas ketidakbenaran sebab dipahami, dimaknai, dan ditafsirkan menurut sudut pandang setiap orang. Karena itu makna “kebenaran” menjadi subjektif, tergantung persepsi ... Read More »

Sabat yang Sejati (Ul. 5:12-15, Mark. 2:23-3:6)

Kata shabbat dalam bahasa Ibrani berasal dari kata kerja shabat, yang secara harafiah berarti “berhenti”, atau shev yang berarti “duduk”. Terjemahan yang lebih harafiah adalah “berhenti”, dengan implikasi “berhenti dari melakukan pekerjaan”. Jadi Sabat adalah hari untuk orang berhenti bekerja, dengan implikasinya beristirahat. Akar kata untuk “tujuh”, atau “sheva”, mirip ucapannya dengan Shabbat, walau tulisannya berbeda. Dalam Keluaran 20:11 menyatakan, ... Read More »

Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Jemaat

Pendahuluan Istilah “jemaat” berasal dari kata “ekklesia” yang terdiri dari 2 kata, yaitu kata “ek” (keluar), dan “kalein” (memanggil). Karena itu makna kata “jemaat” menunjuk pada: “Umat yang telah dipanggil keluar dari kuasa dosa melalui karya penebusan Kristus untuk menjadi umat Allah dengan nilai-nilai Kerajaan Allah, sehingga mereka menjadi persekutuan (komunitas) yang transformatif untuk menghadirkan realitas keselamatan dalam kasih, keadilan, ... Read More »

Melihat secara Baru (Kis. 9:1-19)

Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus” (Kis. 9:17). Kehadiran kekristenan tidak akan mengusik jikalau landasan imannya bukan nama Yesus. Para pemimpin agama Yudaisme ... Read More »

Setia Bersaksi (Kis. 5:17-25)

Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: “Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak” (Kis. 5:25). Yesus adalah seorang Yahudi. Ia berasal dari keturunan raja Daud. Dari Maria, ibu-Nya, mengalir darah Imam Besar Harun. Sebab Elisabet, saudara Maria disebut berasal dari keturunan Harun  (bdk. Luk. 1:5). Namun di ... Read More »

Pencobaan Mesianis dan Proklamasi Injil (Markus 1:9-15)

“Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia” (Mark. 1:13). Setiap Minggu Prapaskah ke-1, pembacaan Alkitab difokuskan pada peristiwa pencobaan Yesus di padang gurun. Dari Tahun Liturgi pesan Minggu Prapaskah ke-1 berkaitan dengan perayaan Rabu Abu, yang menekankan aspek pertobatan yang ditandai dengan pengolesan ... Read More »

Rabu Abu: “Trilogi Spiritualitas Ketersembunyian Yesus”(Matius 6:1-18)

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga” (Mat. 6:1).  Pembacaan Alkitab pada perayaan Rabu Abu memanggil umat percaya untuk mempraktikkan trilogi spiritualitas Yesus, yaitu doa, puasa, dan sedekah. Ketiga aspek tersebut menjadi pola kehidupan umat percaya yang membedakan dengan umat yang tidak mengenal Allah. ... Read More »