Setiap Minggu pertama bulan Oktober, gereja-gereja di Indonesia merayakan Perjamuan Tuhan se-Dunia dan hari Pekabaran Injil di Indonesia. Melalui Perjamuan Tuhan se-Dunia kita merayakan panggilan sebagai gereja yang Am (universal), dan hari Pekabaran Injil di Indonesia untuk mengingatkan kita melaksanakan pemberitaan Injil dalam berbagai aspek kehidupan. Gereja yang Am adalah gereja yang melaksanakan pemberitaan Injil di wilayah lokalnya masing-masing. Di samping itu setiap bulan Oktober umumnya gereja merayakan pula masa Bulan Keluarga. Karena itu pertanyaan penting untuk direnungkan adalah apakah kita yang melaksanakan memberitakan Injil dalam berbagai aspek kehidupan juga telah menyampaikan kabar baik kepada anggota keluarga kita sendiri?
Melaksanakan pemberitaan Injil ke berbagai wilayah dan aspek kehidupan sangat penting. Tetapi apakah para anggota keluarga kita telah mengenal dan bertumbuh di dalam Kristus? Apa artinya kita dipakai oleh Tuhan memberitakan Injil kepada banyak orang tetapi anak-anak kita terhilang dan tidak hidup dalam kuasa Kristus? Ketika para murid menghalangi anak-anak datang kepada-Nya, Tuhan Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (Mark. 10:14). Lalu di Markus 10:16 mempersaksikan Tuhan Yesus memeluk anak-anak itu dan memberkati mereka. Namun praktiknya kita sering membiarkan anak-anak kita dididik oleh kuasa dunia ini dengan menyerahkan mereka menggunakan gadget tanpa pengawasan. Kita juga sering tidak memiliki waktu yang cukup dan relasi yang sehat dengan anak-anak kita, sehingga mereka menjalin relasi yang tidak sehat dengan pergaulan yang buruk. Akibatnya jiwa anak-anak kita rusak dengan pola pikir yang ketagihan akan seks, narkoba, sikap yang konsumtivisme, dan materialistik.
Karya keselamatan Kristus adalah memulihkan kodrat manusia yang dirusak oleh dosa, sehingga kita kehilangan secara utuh hakikat kemanusiaan kita yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Karena itu dalam Surat Ibrani menyatakan bahwa Kristus yang adalah Cahaya Kemuliaan Allah dan Gambar Wujud Allah (Ibr. 1:3) berkenan merendahkan diri-Nya menjadi manusia (Ibr. 2:9), agar manusia dipulihkan secara utuh. Pemulihan dan pembaruan hidup secara utuh akan kita terima sebagai anugerah Allah apabila kita bersedia bersekutu dengan Kristus. Karena itulah kita saat ini diundang dalam Perjamuan Tuhan. Melalui Tubuh dan Darah-Nya kita dipulihkan dan dibarui dalam karya penebusan-Nya. Pemulihan dan pembaruan hidup melalui persekutuan dengan Tubuh dan Darah-Nya yang dinyatakan dalam Sakramen Perjamuan Tuhan akan memampukan kita untuk menyampaikan kabar baik, yaitu pemberitaan Injil dengan kuasa-Nya. Jadi kita bersekutu dengan Kristus dalam Sakramen Perjamuan Tuhan agar kita mampu berpartisipasi dalam karya keselamatan Kristus, yaitu memberitakan Injil dan membangun kehidupan keluarga Kristen yang dipulihkan oleh karya penebusan-Nya.
Di tengah-tengah dunia yang saat ini sedang mengalami krisis dan kekacauan, kita dipanggil untuk semakin bersekutu dengan Kristus melalui Firman dan Sakramen Perjamuan Tuhan, sehingga kita mampu berpartisipasi dalam karya keselamatan-Nya. Mengapa kita sering tidak mampu berpartisipasi dalam karya keselamatan Kristus? Karena itu kita kurang bersekutu dengan Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Pdt. Yohanes Bambang Mulyono