Saat ini kita memasuki Minggu Adven I. Menurut kalender gerejawi, Minggu Adven I merupakan awal Tahun Liturgi. Karena itu di Minggu Adven I bukanlah persiapan hari Natal. Persiapan hari raya Natal baru terjadi di Minggu Adven IV. Fokus Minggu Adven I sebagai awal Tahun Liturgi adalah mengajak dan mempersiapkan setiap umat untuk menyongsong hari kedatangan Tuhan Yesus kembali sebagai Raja dan Hakim. Perspektif awal Tahun Liturgi ditempatkan dalam zaman akhir, yaitu saat Allah mengoyakkan langit dan bumi yang lama untuk diubah menjadi langit dan bumi yang baru. Jadi melalui Minggu Adven I, umat percaya dipanggil untuk senantiasa waspada dan hidup dalam kemurnian seraya menantikan datangnya langit dan bumi yang baru.
Kedatangan Tuhan Yesus sebagai Raja dan Hakim tidak diketahui oleh siapapun. Kita tidak boleh tergoda untuk menghitung hari kedatangan-Nya. Namun kita juga tidak boleh meremehkan seakan-akan Kristus tidak datang kembali. Kita sering menganggap pengajaran gereja tentang eskatologi (kedatangan Kristus pada akhir zaman) sebagai dongeng. Kedatangan-Nya pasti. Karena itu di Mark. 13:24-37, Tuhan Yesus berkata: “Supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!” (Mark. 13:36-37). Sikap berjaga-jaga berarti kita dipanggil untuk senantiasa waspada, sadar diri, mampu membaca tanda-tanda zaman, dan merespons setiap perubahan dengan sikap kritis, serta menjauhkan diri dari segala kejahatan. Melalui perumpamaan tentang pohon ara menjelang musim panas dengan tanda ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, demikian pula kita harus jeli dengan perubahan-perubahan zaman yang mengarah kepada kedatangan Kristus yang semakin mendekat.
Di Yesaya 64:1 Nabi Yesaya menyampaikan firman Tuhan: “Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu” merupakan kesaksian iman bahwa hanya Allah yang mengendalikan dan menjaga keberlangsungan alam semesta. Karena itu alam semesta bukan bergerak tanpa tujuan. Alam semesta, bumi, dan umat manusia berada dalam pengendalian Allah. Dialah Raja alam semesta yang menyatakan diri dalam Tuhan Yesus. Pengajaran tentang kedatangan Kristus kembali berarti pula penegasan gereja bahwa Kristus adalah Raja alam semesta yang memiliki otoritas untuk menghakimi. Kristus bukan Tuhan bagi umat Kristen saja, namun juga bagi seluruh umat manusia dari zaman ke zaman. Kebenaran tentang keselamatan Kristus tersebut perlu kita persaksikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tugas pengutusan tersebut akan efektif apabila kita senantiasa hidup dalam kewaspadaan, yaitu sikap berjaga-jaga sehingga kita tidak bercacat-cela pada saat Ia datang kembali. Rasul Paulus menasihati: “Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus” (1Kor. 1:8).
Pdt. Yohanes Bambang Mulyono