Kisah pencurahan Roh Kudus di Yohanes 20:22 adalah: “Ia mengembusi mereka dan berkata: Terimalah Roh Kudus.” Dalam narasi ini Roh Kudus dicurahkan sebelum Yesus naik ke sorga, sebab para murid dihembusi oleh Yesus yang bangkit. Apakah dalam peristiwa Pentakosta (Kis. 2:1-4), yaitu sepuluh hari setelah Kenaikan Yesus merupakan pengulangan dari kisah Yohanes 20:22? Kalau kita memerhatikan Yohanes 20:23, yaitu: “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada,” maka pencurahan Roh Kudus dalam konteks ini diberikan Yesus kepada para murid agar mereka diberi wewenang untuk mengampuni dosa umat. Tepatnya Tuhan Yesus memberikan wewenang bagi gereja-Nya untuk menyatakan keselamatan dan pengampunan Allah. Hakikat dari gereja bukan sekedar suatu lembaga atau organisasi keagamaan, namun merupakan wujud dari Tubuh Kristus sehingga Allah di dalam Kristus menyatakan kehadiran dan karya keselamatan-Nya.
Pencurahan Roh Kudus kepada para murid tidak dibatasi pada satu golongan saja, namun melingkupi seluruh umat (bandingkan Bil. 11:29). Karena itu kepada setiap umat, Allah mengaruniakan Roh-Nya. Di Surat 1 Korintus 12:4-10 Rasul Paulus menguraikan manifestasi karya Roh dalam kehidupan umat, yaitu: 1). Berkata-kata dengan hikmat, 2). Berkata-kata dengan pengetahuan, 3). Karunia iman, 4). Karunia untuk menyembuhkan, 5). Kuasa mengadakan mukjizat, 6). Karunia untuk bernubuat, 7). Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh, 8). Berkata-kata dalam bahasa roh, dan 9). Menafsirkan bahasa roh. Seluruh karunia Roh tersebut pada hakikatnya bertujuan untuk mempermuliakan Allah di dalam Kristus, sehingga melalui karunia-karunia roh tersebut setiap umat dimampukan untuk melaksanakan tugas pelayanannya. Panggilan untuk mempermuliakan Kristus akan terwujud apabila anugerah keselamatan dan pengampunan Allah dinyatakan kepada dunia. Karunia-karunia Roh akan efektif menyatakan misi keselamatan Allah apabila didasari oleh kasih-Nya yang mengampuni dan memulihkan.
Jikalah karya Roh bekerja di tengah-tengah kehidupan umat, maka seharusnya setiap umat dalam pertumbuhan imannya semakin disadarkan apakah mereka telah melaksanakan panggilannya sesuai dengan karunia yang dianugerahkan Allah. Selain itu apakah kita telah mengembangkan setiap karunia Roh secara optimal? Kita tidak akan dapat mengembangkan karunia Roh sesuai dengan misi Allah, apabila kehidupan kita masih ditandai oleh kemarahan, kebencian, dan permusuhan. Sebaliknya Allah akan semakin melengkapi setiap umat dengan karunia-karunia Roh-Nya apabila kita senantiasa kaya dalam kasih dan pengampunan. Karena itu tidaklah mengherankan jikalau karunia Kasih adalah karunia yang paling utama dan terpenting dari seluruh karunia-karunia Roh (lihat 1Kor. 13:1-3).
Pdt. Yohanes Bambang Mulyono