Latest Article

Filsafat Tionghoa

Memahami Kristus melalui Sang Naga: Kontekstualisasi Injil di Tengah-tengah Budaya Cina-Indonesia

  Abstrak: Bagi orang Cina, simbol “Lung” atau Naga merupakan representasi dari jati-diri mereka. Naga dipahami sebagai yang ilahi untuk membawa kelimpahan, kemakmuran, dan berkat. Melalui spirit Naga, orang-orang Cina dimampukan mengatasi setiap halangan dan kesukaran untuk mencapai kesuksesan. Sebaliknya dalam pemahaman umat Israel, Naga dipahami sebagai representasi dari Iblis dan simbol dari kuasa kegelapan. Melalui paper ini kelompok akan ... Read More »

Kristus sebagai Yi (义)

Pengantar Stephen B. Bevans dalam bukunya yang berjudul Models of Contextual Theology menyatakan bahwa sesungguhnya tidak ada suatu “teologi”, yang ada hanyalah kontekstual teologi (Bevans 2002, 3). Bevans mengingatkan agar kita mendekati orang lain, kebudayaan lain, dan agama lain dengan bersedia menanggalkan “kasut” kita karena tempat yang hendak kita dekati itu adalah kudus. Kalau tidak, bisa saja kita malahan menginjak-injak ... Read More »

Inkarnasi Kristus sebagai “Jen” (仁) (Dalam Konteks Pengaruh Filsafat Konfusiusnisme bagi orang Cina Kristen Indonesia)

Abstrak: Inkarnasi Kristus sebagai “Jen” memberi kekuatan bagi orang Cina Kristen Indonesia menghadapi dehumanisasi Pengantar Inkarnasi Kristus menjadi manusia dipersaksikan oleh Yohanes 1:14 pada hakikatnya terjadi dalam konteks kehidupan dan sejarah manusia. Karena itu makna inkarnasi Kristus tersebut juga terjadi dalam kehidupan orang Cina di manapun mereka berada. Inkarnasi Kristus dan karya-Nya menawarkan keselamatan, kekayaan spiritualitas, arti dan tujuan hidup ... Read More »

Imlek “Memaknai Budaya dan Keimanan”

Pendahuluan Perayaan Imlek kini telah menjadi hari libur nasional. Namun ketetapan formal yuridis secara nasional masih menyisakan pertanyaan: “Siapakah yang merayakan Imlek?” Sebab perayaan Imlek sering dikaitkan dengan kepercayaan tradisional dan agama bangsa Cina. Menurut Chris Hartono dalam Orang Tionghoa dan Pekabaran Injil semua orang Tionghoa sampai dengan parohan pertama abad XIX pada dasarnya menganut ajaran Sam Kauw (Tiga Agama) ... Read More »