Mukjizat dipahami sebagai kejadian yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum-hukum alam. Suatu peristiwa supernatural yang terjadi di tengah-tengah situasi natural. Tuhan Yesus dalam hidup-Nya ditandai oleh kemampuan mengadakan mukjizat, yaitu menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, meredakan angin badai di danau, menggandakan roti, mengubah air menjadi anggur, membangkitkan orang mati, dan sebagainya. Di Markus 1:30-31, Yesus menyembuhkan mama mertua Petrus yang sakit demam. Sesudah matahari terbenam Injil Markus mempersaksikan “dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan kerasukan setan” (Mark. 1:32-34). Mukjizat terjadi karena kuasa ilahi berada dalam Dia, sehingga: “ada kuasa yang keluar daripada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya” (Luk. 6:19).
Demonstrasi Yesus melakukan mukjizat adalah untuk menyatakan bahwa Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya dan karena itu Yesus adalah Sang Mesias, Anak Allah. Umat disembuhkan Yesus adalah agar mereka mengalami pemulihan dan percaya bahwa Dialah Juru-selamat. Mukjizat yang dilakukan oleh Yesus bukan sekedar untuk membuat banyak orang kagum dan memuja Dia, namun agar mereka percaya bahwa Allah telah melawat dalam kehidupan manusia. Karena itu setiap orang dipanggil untuk merespons dengan pola hidup yang benar di hadapan Allah. Setelah ibu mertua Petrus disembuhkan, ia segera melayani Yesus. Jadi penyembuhan yang dilakukan Yesus bukan sekedar orang tersebut dapat pulih dari sakitnya, tetapi memulihkan kembali martabatnya sebagai gambar dan rupa Allah. Yesus hadir bukan sekedar tabib (dokter), tetapi sebagai Juru-selamat. Namun ternyata motif banyak orang hendak menjadikan dia sekedar tabib.
Di Markus 1:37 menyatakan: “semua orang mencari Engkau.” Kata “mencari” dari kata zeteo, yang berarti: “mendapatkan kembali sesuatu yang pernah mereka miliki.” Pernyataan Markus 1:37 menyimpulkan bahwa orang-orang Kapernaum menganggap Yesus sebagai milik mereka pribadi. Mereka hendak menahan Yesus di kota mereka sendiri agar semakin banyak menyembuhkan orang-orang Kapernaum saja. Respons Yesus adalah menolak upaya orang-orang Kapernaum untuk menguasai dan memonopoli diri-Nya. Yesus menegaskan bahwa Dia datang untuk mengabarkan Injil ke seluruh wilayah (Mark. 1:38). Tuhan Yesus bukan hanya milik salah satu denominasi gereja, namun bagi semua gereja, bahkan bagi seluruh umat manusia. Tuhan Yesus adalah Juru-selamat bagi seluruh umat manusia, agama-agama, dan golongan. Karena itu selaku umat percaya kita tidak boleh terjebak hanya berfokus pada pelayanan intern umat, kita juga dipanggil untuk menjadi berkat bagi banyak orang, yaitu masyarakat di sekitar kita.
Pdt. Yohanes Bambang Mulyono