Dalam teologi Kristen, ada sebuah ajaran yang selalu menyentuh hati dan menggugah perenungan, yaitu dosa warisan. Ajaran ini membawa kita kembali pada pertanyaan paling mendasar, yaitu siapakah manusia sesungguhnya di hadapan Allah? Apakah manusia pada dasarnya baik, dan bisa diselamatkan semata-mata oleh moralitasnya? Atau, adakah sesuatu yang lebih dalam, lebih rapuh, dan lebih rusak dalam diri kita, yang tak bisa ... Read More »
Khotbah
Kesuksesan dan Hidup Bermakna
Sebagai orang Kristen, cara kita melihat “sukses” seringkali perlu diluruskan kembali. Ukuran duniawi seperti banyaknya harta, tingginya jabatan, atau besarnya pujian bukanlah patokan utama dalam iman kita. Alkitab justru mengajak kita menilai hidup dari sudut pandang yang lebih dalam dan berbeda. Sukses sejati bukan terutama soal apa yang kita kumpulkan atau capai di luar, tetapi lebih tentang seberapa setia kita ... Read More »
LITURGI NATAL KELUARGA 2025
Natal keluarga adalah momen yang indah di mana seluruh anggota dan kerabat keluarga dapat berkumpul dari berbagai tempat. Momen melaksanakan ibadah Natal keluarga dapat mempererat, mengakrabkan, dan memperdalam kualitas relasi di dalam kasih. Liturgi Natal Keluarga ini dibuat untuk memfasilitasi ibadah yang memberi kesempatan setiap anggota keluarga berpartisipasi secara aktif. Usulan waktu: 25-27 Desember 2025 Tema: “Di Tengah Kerapuhan, Allah ... Read More »
Keluarga yang Kristosentris-Trinitaris
Keluarga Kristen akan menemukan jati dirinya bukan dalam kesempurnaan manusiawi kedua insan (suami-istri), melainkan dalam terang kasih Kristus dan dalam persekutuan Allah Trinitas yang kekal. Corak hidup kristosentris-trinitaris bukan sekadar istilah teologis yang terdengar asing atau jauh dari kehidupan sehari-hari. Ia adalah napas kehidupan itu sendiri seperti udara yang menghidupi setiap langkah, setiap keputusan, dan setiap percakapan di dalam rumah.Ketika ... Read More »
Bersedia Dibentuk (Roma 9:19-29)
Perikop surat Roma 9:19-29 menghadirkan sebuah teka-teki teologis yang telah memikat dan menantang pemikir Kristen selama berabad-abad, yaitu bagaimana mungkin Allah yang berdaulat penuh dapat berdampingan dengan kehendak bebas manusia? Rasul Paulus menggunakan metafora yang kuat—Allah sebagai pembuat tembikar dan manusia sebagai tanah liat—untuk menggambarkan kuasa kreatif Ilahi yang tak terbatas. Dari bahan mentah yang sama, sang Pencipta dapat menghasilkan ... Read More »
Preparasi dan Proklamasi Firman
(Paradigma Komunikatif-Kontekstual dalam Teologi Homiletika) Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Mulyono Abstrak Artikel ini mengeksplorasi secara kritis keterkaitan antara dimensi teologis dan praktis dalam proses persiapan (preparatio) dan pemberitaan (proclamatio) firman Tuhan, yang dipandang sebagai titik kulminasi dari formasi teologis seorang pelayan atau pengkhotbah. Penelitian ini bertolak dari asumsi bahwa khotbah bukan sekadar aktivitas retoris atau liturgis, melainkan wujud perjumpaan transformatif ... Read More »
Jaminan Keselamatan (Filipi 2:12-18)
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Flp. 2:12-13). Inti dan tujuan setiap agama dan kepercayaan adalah keselamatan. Dalam kodratnya manusia menyadari kefanaannya ... Read More »
Keselamatan yang Sempurna
Agama dan kepercayaan lahir karena membutuhkan keselamatan. Dari lubuk hati yang terdalam setiap umat manusia membutuhkan jaminan keselamatan dalam kehidupan masa kini dan mendatang. Manusia mahluk yang fana, namun sekaligus menyadari dimensinya yang abadi. Tubuh akan mati, tetapi masih ada kelanjutan kehidupan setelah mati. Karena itu keselamatan senantiasa berdimensi 2 waktu, yaitu keselamatan di masa kini yang terbatas oleh kebertubuhan, ... Read More »
Berpegang Teguh pada Kebenaran (2 Timotius 3:10-17)
“Namun, hendaknya engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkauyakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu” (2Tim. 3:14). Kebenaran sering menjadi ketidakbenaran. Sebab setiap orang baik dan jahat berbicara tentang “kebenaran.” Makna “kebenaran” sering menjadi realitas ketidakbenaran sebab dipahami, dimaknai, dan ditafsirkan menurut sudut pandang setiap orang. Karena itu makna “kebenaran” menjadi subjektif, tergantung persepsi ... Read More »
Melihat secara Baru (Kis. 9:1-19)
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus” (Kis. 9:17). Kehadiran kekristenan tidak akan mengusik jikalau landasan imannya bukan nama Yesus. Para pemimpin agama Yudaisme ... Read More »
Yohanes BM Berteologi Yohanes BM Berteologi