Latest Article
Penjelasan Liturgi Minggu Gereja Kristen Indonesia

Penjelasan Liturgi Minggu Gereja Kristen Indonesia

 

A.  JEMAAT BERHIMPUN

      (Jemaat duduk)

SAAT TEDUH

(Setelah saat teduh, dibunyikan bel 3x)

Penjelasan:

Saat teduh yang kemudian ditandai dengan bel 3x dilakukan setelah dilakukan doa di konsistorium. Setelah itu barulah pendeta, penatua, dan para pemimpin liturgi menuju pintu utama untuk melaksanakan prosesi.

 (Jemaat berdiri)

PROSESI MASUK DENGAN NYANYIAN PROSESI

Penjelasan:

Prosesi adalah perarakan atau iring-iringan masuknya umat untuk menghadap Allah dalam kebaktian di awal kebaktian. Hal ini dilaksanakan dalam perarakan atau iring-iringan pelayan Firman, para pemimpin liturgi lainnya, para penatua/pendeta, dan para pelayan kebaktian (yang bukan pemimpin liturgi) ke ruang kebaktian. Dalam prosesi itu umat berdiri. Prosesi diiringi dengan nyanyian jemaat. Prosesi dilakukan dari pintu masuk utama, bukan dari arah samping mimbar.

Dalam kebaktian Minggu, urutan prosesi adalah sebagai berikut: penatua/pendeta (mewakili Majelis Jemaat) yang membawa Alkitab untuk diserahkan kepada pelayan Firman, pelayan firman, para penatua/pendeta, para pemimpin liturgi lainnya, dan para pelayan kebaktian.

Dalam kebaktian Peneguhan dan Pemberkatan Pernikahan, prosesi dilakukan juga bersama dengan kedua mempelai dan orang tua/wali mereka. Dengan mengacu kepada urutan prosesi dalam kebaktian Minggu, kedua mempelai diikuti oleh orang-tua/wali mereka berjalan di belakang pemimpin liturgi lainnya.

Catatan:

–          Alkitab yang dibawa oleh penatua (yang mewakili Majelis Jemaat) adalah Alkitab Mimbar. Dalam membawa Alkitab, sebaiknya penatua mengangkat Alkitab tersebut setinggi dada sehingga dapat terlihat oleh jemaat.

VOTUM:

PL       : Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan   bumi, yang kasih-setiaNya sampai selama-lamanya.”

J          : (Menyanyikan) Amin, amin, amin

Penjelasan:

Votum adalah ungkapan  “dalam nama Tuhan” (lihat Kol. 3:17) yang diucapkan oleh pemimpin liturgi. Ketika votum diucapkan, jemaat mengambil sikap tunduk.Votum dijawab umat dengan nyanyian “Amin.”

SALAM

PL        : Salam kasih karunia dan damai-sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara sekalian.”

J           :  Dan menyertai saudara juga.

Penjelasan:

Salam disampaikan oleh pemimpin liturgi kepada umat, dan dibalas  oleh umat kepada pemimpin liturgi. Dalam menyampaikan salam, pemimpin liturgi boleh mengangkat satu tangan (khusus yang berjabatan Pendeta). Jadi pemberian salam oleh pemimpin liturgi dibalas dengan ucapan “salam” dari umat.

(Jemaat duduk)

 KATA PEMBUKA

PL       : “…………………………… Marilah kita membaca nas pembimbing yang diambil dari ……………………. “  (ayat-ayat dibaca secara bergantian dengan umat jikalau dimungkinkan)

Penjelasan:

Fungsi Kata Pembuka adalah untuk menyampaikan informasi tentang tema, tahun gerejawi, lalu membacakan secara bergantian nas pengantar kebaktian yang sesuai dengan tema khotbah. Tujuannya agar umat lebih disiapkan untuk memahami makna seluruh kebaktian yang sedang berlangsung.

 NYANYIAN JEMAAT

(Nyanyian yang sesuai dengan tema atau nas)

Penjelasan:

Fungsi dari nyanyian jemaat di tempat ini adalah nyanyian yang bersifat memuliakan, memuji dan mengagungkan nama Tuhan. Diharapkan nyanyian ini sesuai dengan tema atau nas pengantar kebaktian.

PENGAKUAN DOSA

PL       : (berdoa)

Penjelasan:

Doa pengakuan dosa adalah doa pengakuan dosa di hadapan Allah yang mana umat mengakui  segala keterbatasan, kelemahan, kepapaan, dan ketidaksempurnaan manusia dan gerejaNya dalam melakukan kehendak Allah.

NYANYIAN JEMAAT

(Nyanyian Pengakuan Dosa atau Kyrie)

Penjelasan:

Nyanyian pengakuan dosa pada prinsipnya merupakan pujian untuk menyatakan penyesalan dan permohonan untuk hidup dalam pertobatan, serta juga agar Tuhan mengaruniakan rahmat-Nya. Dalam nyanyian pengakuan dosa dapat menggunakan Kyrie (Tuhan kasihanilah), misalnya: KJ. 42-44, NKB. 24-29, PKJ. 48-50, 306.

 (Jemaat berdiri)

 BERITA ANUGERAH

PL       : (Membacakan ayat-ayat Alkitab, diakhiri dengan pernyataan: “Demikianlah berita Anugerah dari Tuhan)

J           : Syukur kepada Allah.

Penjelasan:

Berita Anugerah merupakan pernyataan anugerah pengampunan dosa yang dikaruniakan Allah terhadap umat yang didasarkan pada karya penebusan Kristus di atas kayu salib.

Catatan:

–          Dalam kebaktian Minggu, Salam Damai dilakukan sesudah Berita Anugerah, sehingga tindakan bersalaman sebelum memasuki liturgi tidak perlu dilakukan lagi. Dasar teologisnya adalah tindakan rekonsiliasi dengan sesama, sebagaimana Allah telah mengampuni kesalahan kita.

–          Dalam kebaktian Perjamuan Kudus, Salam Damai dilakukan sebelum pemecahan roti sebagai bentuk konkret dari bagian Doa Bapa Kami yang menyatakan: “Ampunilah kami seperti kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

NYANYIAN JEMAAT (Nyanyian Gloria)

Penjelasan:

Nyanyian Jemaat di sini merupakan nyanyian kesanggupan dari umat sebagai suatu sikap tekad iman untuk hidup benar sesuai dengan kehendak Allah. Itu sebabnya Nyanyian Jemaat di sini disebut pula Nyanyian Gloria, karena umat bersedia menyatakan komitmen imannya untuk memuliakan Allah dalam seluruh hidupnya. Penggunaan Nyanyian Gloria, misalnya KJ. 45-48, NKB. 30-31, 54; dan PKJ 51, 304. Di antara nyanyian “Gloria” tersebut jemaat diajak untuk mengucapkan “Salam Damai.” Arti dari salam damai adalah tindakan saling bersalaman di antara anggota jemaat sambil mengucapkan “Salam Damai” kepada sesama anggota jemaat yang terdekat.

(Jemaat duduk)

B.  PELAYANAN FIRMAN

 DOA PELAYANAN FIRMAN

PL        : (Mengucapkan doa untuk mohon pertolongan Roh Kudus dalam pelayanan firman, dan diakhiri dengan: Kami berdoa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus).

J          : Amin

Penjelasan:

Doa pelayanan firman merupakan permohonan agar Allah mengaruniakan Roh Kudus-Nya, sehingga umat dapat menyambut dan memberlakukan firman Tuhan tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari. Secara bersengaja liturgi GKI tidak lagi menggunakan istilah “doa epiklesis” (kecuali dalam kebaktian tersebut dilaksanakan Sakramen). Karena Doa Epiklesis adalah doa permohonan agar Roh Kudus menerangi umat untuk mengerti makna sakramen Perjamuan Kudus atau sakramen Baptis. Jadi pada waktu pelaksanaan sakramen Baptis dan sakramen Perjamuan Kudus, doa pelayanan firman tersebut dapat disebut sebagai “doa epiklesis.”

PEMBACAAN ALKITAB

Bacaan Pertama (dari Perjanjian Lama)

PL       :  Bacaan diambil dari kitab ….. pasal…. ayat…. (kemudian membacakannya). Diakhiri dengan pernyataaan: “Demikianlah sabda Tuhan

J           :  Syukur kepada Allah

Antar Bacaan/Mazmur Tanggapan

PL       :   Marilah kita menanggapi firman Tuhan tersebut dengan membaca dari kitab Mazmur pasal … ayat …. (kemudian membacakannya).

 Bacaan Kedua (dari surat-surat para rasul)

PL        :   Bacaan diambil dari …. pasal …. ayat…. (kemudian membacakannya). Diakhiri dengan pernyataan: “Demikianlah sabda Tuhan”

J           :   Syukur kepada Allah

 Bacaan Ketiga (Injil)

PL       : Bacaan diambil dari kitab Injil Tuhan Yesus Kristus menurut …. pasal …. ayat …. Diakhiri dengan pernyataan: “Demikianlah Injil Yesus Kristus. Berbahagialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memelihara dalam kehidupannya. Haleluyah, atau Maranatha, atau Hosana”

J          : (menyanyikan) Haleluyah (3x) atau Maranatha (3x) atau Hosana (3x) –  (sesuai Tahun Gerejawi).

Penjelasan:

Pada bagian pembacaan Alkitab yang terdiri dari 4 bacaan ini sebaiknya dilakukan secara bergiliran dengan penatua dan anggota jemaat yang terpilih dan terlatih, sehingga mereka dapat membawa jemaat untuk mengerti maksud dari firman Tuhan yang dibacakan. Untuk bacaan III (pembacaan Injil) sebaiknya dibaca oleh pelayan firman/pendeta yang berkhotbah. Daftar pembacaan Alkitab dalam kebaktian Minggu mengikuti “Revised Common Lectionary” yang dapat diakses dari internet, yaitu dari:

–          www.textweek.com

–          www.crescourcei.org/lection.html

 K H O T B A H

Penjelasan:

Khotbah merupakan pemberitaan firman Tuhan yang didasarkan pada kesaksian Alkitab yang adalah firman Allah. Untuk itu bahan khotbah leksionaris  harus didasarkan dari penafsiran yang komprehensif (utuh) dari 3 pembacaan Alkitab, yaitu dari Bacaan I, II dan III. Dalam hal ini Komisi Rancangan Khotbah GKI menerbitkan Rancangan Khotbah Leksionaris.

SAAT HENING

(jemaat hening sejenak untuk meresapi firman Tuhan yang telah didengarnya ……)

Penjelasan:

Saat hening bertujuan memberi kesempatan umat untuk meresapi firman Tuhan yang telah didengarkan. Karena itu selama saat hening sebaiknya sama sekali tidak ada permainan alat musik, apalagi nyanyian dari Paduan Suara/Vokal Grup.

PADUAN SUARA

Penjelasan:

Paduan Suara pada prinsipnya merupakan nyanyian jemaat dan mengarahkan umat agar dapat memuliakan Allah dalam bentuk nyanyian selama kebaktian berlangsung. Karena itu fungsi Paduan Suara haruslah mendukung unsur-unsur liturgi. Apabila tema atau isi lagu dari Paduan Suara tersebut mendukung pemberitaan firman sebaiknya nyanyian tersebut dinyanyikan setelah khotbah dan saat hening. Tetapi apabila tema dan isi lagu sesuai dengan pengakuan dosa, sebaiknya dinyanyikan setelah doa dan nyanyian pengakuan dosa. Karena itu pemimpin paduan suara harus memelajari terlebih dahulu tema-tema khotbah, atau tujuan dari nyanyian yang akan dinyanyikan oleh Paduan Suara/Vokal Grup.

(Jemaat berdiri)

PENGAKUAN IMAN

PL        : Marilah kita bersama dengan umat Allah di masa lalu, masa kini, dan masa depan mengingat Pengakuan iman pada janji baptisan kita menurut Pengakuan Iman Rasuli (Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel sebaiknya diucapkan pada Hari Raya Gerejawi).

PL+J    : Aku percaya …….

Penjelasan:

Pengakuan iman merupakan pernyataan bersama umat untuk mengingat kembali janji baptis-sidi yang pernah diikrarkan. Karena itu pengakuan iman dinyatakan dengan berdiri tegak dan khidmat.

(Jemaat duduk)   

DOA SYAFAAT

PL      : (mengajak jemaat menaikan doa-doa syafaat, dan diakhiri dengan doa yang diajarkan oleh  Tuhan Yesus, yaitu “Doa Bapa Kami”)

Penjelasan:

Doa syafaat merupakan perwujudan imamat am orang percaya dalam bentuk doa umat yaitu untuk mendoakan pergumulan dunia agar Allah memulihkan segala yang rusak, sehingga kasih, keadilan dan kebenaran-Nya dapat dinyatakan dan diberlakukan dalam kehidupan umat. Selain itu juga berfungsi untuk mendoakan agar umat diberi kekuatan dan penghiburan di tengah-tengah pergumulan mereka. Dalam hal ini doa syafaat tidak dapat digantikan oleh Doa Bapa Kami. Sebaiknya setelah doa syafaat, umat diajak untuk menaikkan Doa Bapa Kami.

C.  PELAYANAN PERSEMBAHAN

NAS PERSEMBAHAN

PL       : (mengajak jemaat dengan nas anjuran persembahan)

Penjelasan:

Nas persembahan merupakan ajakan persembahan agar umat mengungkapkan rasa syukur atas pemeliharaan, kasih dan anugerah Allah di dalam kehidupan mereka.

NYANYIAN JEMAAT

(Anggota Jemaat menyanyikan Nyanyian Persembahan dua bait, setelah itu para pelayan/kolektan mengumpulkan persembahan)

Penjelasan:

Dalam nyanyian persembahan ini, umat menyatakan sukacita dan syukur kepada Allah. Karena itu bentuk nyanyian persembahan mencerminkan dan mengungkapkan sukacita dan ucapan syukur umat.

(Jemaat berdiri)

DOA PERSEMBAHAN

PL        : (mengucapkan doa persembahan yang diakhiri dengan pernyataan “Kami berdoa di dalam  nama Tuhan Yesus Kristus).

J           : Amin

Penjelasan:

Sikap jemaat berdiri ketika kantong-kantong persembahan dibawa ke depan mimbar. Hal ini menjadi tanda bahwa umat percaya yang mengantarkan persembahannya kepada Tuhan. Setelah itu umat diajak untuk menaikkan doa. persembahan.

Catatan:

Khusus pada waktu melaksanakan sakramen Perjamuan Kudus, selain kantong-kantong persembahan di bawa ke depan mimbar, para penatua juga membawa alat-alat sakramen Perjamuan Kudus untuk diserahkan kepada Pendeta selaku pemimpin liturgi kebaktian. Jadi urutan prosesinya sebagai berikut: penatua yang membawa alat-alat sakramen Perjamuan Kudus, kemudian barulah para petugas yang membawa kantong persembahan.

D.  PENGUTUSAN dan BERKAT

 NYANYIAN JEMAAT (Nyanyian Pengutusan)

Penjelasan:

Setelah doa persembahan umat tidak perlu diajak kembali menyanyikan Nyanyian Persembahan. Sebab setelah doa persembahan, umat yang masih di dalam posisi berdiri diajak untuk menyanyikan Nyanyian Pengutusan. Tema Nyanyian Pengutusan sedapat mungkin mencerminkan tema pemberitaan firman sehingga jemaat didorong dan dimotivasi untuk mengingat dan melakukan firman Tuhan tersebut di dalam kehidupan mereka sehari-hari.

PENGUTUSAN

PL       : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan

J           : Kami mengarahkan hati kami kepada Tuhan

PL       : Jadilah saksi Kristus

J           : Syukur kepada Allah

PL       : Terpujilah Tuhan

J           : Kini dan selamanya

Penjelasan:

Amanat Pengutusan merupakan panggilan kepada umat untuk mengarahkan hati mereka kepada Tuhan sebagai saksi-saksi Kristus yang berkomitmen dengan tugas panggilannya di dalam dunia ini.

BERKAT

PL       : (mengucapkan berkat dari Rom. 15:13, atau dari: Bil. 6:24-26)

J          : (menyanyikan) Haleluyah (5x), Amin (3x) atau Maranata (5x), Amin (3x)atau Hosana (5x), Amin (3x) – (sesuai Tahun Gerejawi).

Penjelasan:

Berkat pada akhir kebaktian diucapkan oleh pemimpin liturgi yang adalah pendeta dengan mengangkat kedua tangannya. Pemimpin liturgi yang tidak/belum berjabatan pendeta mengucapkan berkat dengan mengganti kata ganti orang kedua, yaitu “kamu/engkau” dengan kata ganti orang pertama “kita” tanpa disertai tindakan mengangkat tangan.

SAAT TEDUH

(Setelah saat teduh, bel dibunyikan 3x)

 WARTA LISAN (dapat dilakukan sebelum atau sesudah kebaktian)

 PROSESI KELUAR

 Catatan:

  1. Sikap umat untuk berdiri dan duduk selama kebaktian berlangsung dilakukan secara spontan tanpa ajakan dari Pemimpin Liturgi.
  2. Tanggapan/respons umat sebagaimana dinyatakan dalam bentuk rumusan liturgi dilakukan spontan.
  3. Mimbar utama memiliki fungsi untuk pemberitaan firman Tuhan. Karena itu pemimpin liturgi yang bertugas dalam kebaktian seperti membaca Bacaan I, Antar Bacaan, Bacaan II, Pengakuan Iman Rasuli/Konstantinopel,  Nas Persembahan, Doa Persembahan tidak menggunakan mimbar utama, tetapi mereka menggunakan mimbar lain yang umumnya lebih kecil.

Liturgi Minggu ini berdasarkan keputusan Persidangan Majelis Sinode ke-XIV GKI tanggal 22-25 Nopember 2006 di  Denpasar  Bali.

Pdt. Yohanes Bambang Mulyono

Leave a Reply