Latest Article
Apa arti: “Jangan masukkan kami ke dalam pencobaan?”

Apa arti: “Jangan masukkan kami ke dalam pencobaan?”

Pertanyaan:

Pak Yohanes, saya pernah baca ada ayat, yaitu: “bertahanlah dalam setiap pencobaan,” tapi di ayat lain ada tertulis : “Tuhan tidak pernah dicobai ataupun mencobai siapapun.”

Ada lagi di Doa Bapa Kami : “Janganlah masukan kami kedalam Pencobaan.” Ayat-ayat itu membuat hati saya bertanya-tanya, yaitu: sebenarnya pencobaan itu datang dari Tuhan atau manusia sendiri yang berbuat.

Tolong diterangkan juga maksud ayat itu satu persatu. Terima Kasih atas perhatian dan jawaban Pak Yo.

Jawaban:

Dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajarkan doa, yaitu “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Perkataan dan ajaran doa Tuhan Yesus tersebut sering menimbulkan kebingungan seakan-akan Allah dapat membawa umat ke dalam suatu pencobaan, sehingga kita perlu berdoa agar dilepaskan dari pencobaan yang jahat. Bukankah Allah itu Mahakasih dan penuh dengan rahmat, serta menghadirkan diri-Nya sebagai seorang Bapa? Sebagai Bapa, bukankah Allah tidak akan mencobai anak-anak-Nya ke dalam suatu pencobaan yang membahayakan keselamatan mereka.

Perlu diketahui bahwa kata “pencobaan” dalam Doa Bapa Kami tersebut berasal dari kata “peirasmos.” Secara harafiah kata “peirasmos” berarti pencobaan dalam arti negatif yaitu dirayu ke dalam suatu perbuatan dosa, dan arti positif suatu kesulitan atau masalah yang membuat kita semakin teruji dan menjadi murni. Pertanyaan yang muncul sebagai umat percaya, bukankah kita imani bahwa “Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun?” (Yak. 1:13). Dalam permohonan doa Bapa Kami di sini mengesankan bahwa Allah dapat membawa umat-Nya ke dalam pencobaan. Untuk tujuan rencana-Nya yang kudus, Allah dapat mencobai umat-Nya yang saleh (bandingkan dengan kisah Ayub). Bila kita memerhatikan kisah Ayub, Allah memang mengizinkan Iblis untuk mencobai dia, namun pencobaan tersebut bukanlah inisiatif Allah. Jadi makna “peirasmos” dalam konteks ini sebagai suatu ujian karakter (test of character) melalui beberapa peristiwa dan pengalaman agar umat mengalami proses pertumbuhan karakter.

Ujian karakter dari Allah diperlukan oleh umat percaya, sebab kita sering dicobai oleh hawa-nafsu atau keinginan-keinginan duniawi sehingga kita mudah menyerah atau takluk. Tanpa pengujian dari Tuhan, kita akan melekat dan mengikuti pola hidup duniawi. Karena itu dalam Surat Yakobus menyatakan: “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut” (Yak. 1:13-15). Memang benar, Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun sebab Allah adalah kudus, benar, dan penuh kasih. Jika demikian, sebelum kita dicobai oleh hawa-nafsu dan keinginan serta Iblis, sebaiknya kita hidup senantiasa berjaga-jaga dalam kekudusan dan kebenaran. Ingatlah akan kisah Iblis yang mencobai Yesus di padang gurun saat Ia berpuasa selama empat puluh hari lamanya. Allah tidak mencobai Yesus, tetapi Allah mengizinkan Iblis mencobai Yesus. Saat hidup kita terikat dalam relasi dengan Kristus, kita akan dimampukan untuk mengatasi kecenderungan dan keinginan duniawi, sehingga saat diuji atau dicobai kita akan mampu bertahan sampai pada akhirnya.

Pdt. Yohanes Bambang Mulyono

Leave a Reply