Latest Article
Sikap terhadap Hukuman Mati

Sikap terhadap Hukuman Mati

Pertanyaan:

  1. Bagaimana gereja kita menyikapi tentang hukuman mati yang sekarang diterapkan di Indonesia. Dari yang saya dengar di radio semalam, di alkitab ada juga orang yang dihukum mati, di kitab mana ya pak.
  1. Banyak gereja-gereja di luar sana yang berkata sekarang ini waktunya sudah dekat, mereka bicara tentang akhir jaman. Bahkan teman saya juga bilang di gereja dia bilang tidak lama lagi Tuhan datang, jadi harus bersiap-siap. Bagaimana kita harus bersikap, kadang saya juga termakan oleh omongan teman saya itu.

Jawaban 1:

Hukuman mati adalah hukuman final yang mematikan dan tidak dapat direvisi lagi. Untuk itu hukuman mati hanya dapat diterapkan dengan jaminan, yaitu bilamana peradilan di Negara kita telah terjamin sebagai peradilan yang sepenuhnya adil, bebas dan kolusi, suap, dan manusiawi. Namun kita tahu bahwa peradilan di Negara kita belum sepenuhnya mampu menjalankan prinsip-prinsip etis-moral tersebut. Selain itu sebagai Negara yang tergabung dengan Perserikatan Bangsa-bangsa, Negara kita tunduk kepada Declaration of Human Rights yang melarang pelaksanaan hukuman mati. Kerugian lain apabila Indonesia menerapkan hukuman mati adalah Negara kita kehilangan bargaining power untuk membela para WNI yang divonis hukuman mati di Negara lain. Kita tahu bahwa ada sekitar 200 WNI yang sekarang ini sudah divonis hukuman mati di berbagai Negara.

Menurut pendapat saya hukuman mati bisa diterapkan untuk kasus-kasus luar-biasa yang menyangkut kejahatan terhadap kemanusiaan, misalnya hukuman mati kepada orang-orang yang jelas dan terbukti menjadi teroris dan telah membunuh orang lain. Sebab para teroris telah memiliki mental yang kejam dan berdarah dingin dengan tujuan membunuh sebanyak orang.

Sebaliknya untuk orang-orang yang terlibat dalam penjualan narkoba, saya lebih setuju mereka dihukum seumur hidup tanpa remisi. Cukup banyak orang yang menolak vonis hukuman seumur hidup tanpa remisi kepada orang-orang yang terlibat dalam penjualan narkoba. Alasan mereka adalah hukuman seumur hidup tanpa remisi tidak memberikan efek jera sehingga akan penjualan narkoba tetap marak di dalam penjara atau masyarakat. Bagi saya problem penjualan narkoba tetap marak di dalam penjara dan masyarakat karena mental para sipir penjara sangat buruk. Mereka bersedia menjadi kaki-tangan untuk mendistribusikan atau mengedarkan narkoba agar dapat memeroleh untung besar. Jadi problem peredaran narkoba di Indonesia adalah mental para petugas penjara, polisi, dan aparat di samping sistem pengawasan yang lemah sehingga membuka banyak peluang. Dengan demikian menghukum mati seseorang yang dituduh mengedarkan narkoba tidak menyelesaikan persoalan inti. Sistem pengawasan dan mental korup yang menghalalkan segala macam cara untuk memeroleh keuntungan harus ditertibkan dengan tegas.

Hukuman mati di dalam Taurat dibenarkan hnya kepada mereka yang menghujat Tuhan, dan melakukan berbagai dosa tertentu. Namun hukuman mati tersebut diterapkan dalam suatu konteks jaman. Saat Tuhan Yesus menghadapi seorang wanita yang kedapatan berzinah, Dia tidak menghukum mati wanita tersebut. Negara Israel pada hari ini tidak sepenuhnya melaksanakan hukuman mati sebagaimana diatur oleh Taurat. Karena itu kita perlu menerapkan ketentuan hukuman Taurat dengan sikap bijaksana, manusiawi, dan diterangi oleh kasih serta pengampunan yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus.

Jawaban 2:

Kedatangan Tuhan akan terjadi secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan. Karena itu kedatangan Tuhan digambarkan seperti kedatangan pencuri (2Petr. 3:10). Kesaksian Alkitab juga hendak menegaskan bahwa kedatangan Tuhan tersebut merupakan peristiwa yang dahsyat dan mengerikan, yang waktunya tidak dapat diprediksi. Satu-satunya cara yang bijaksana adalah senantiasa siap dan hidup dalam kebenaran untuk menyambut kedatangan hari Tuhan yang dahsyat itu. Jadi sikap iman yang Alkitabiah adalah menganggap setiap hari sebagai hari terakhir, sehingga setiap umat percaya senantiasa hidup berjaga-jaga, hidup benar dan kudus, dan melakukan setiap pekerjaan hari itu sebagai pekerjaan yang terbaik. Kita tidak boleh berlengah-lengah. Setiap waktu yang tersedia adalah “waktu sisa.” Rasul Paulus berkata: “Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu” (!Kor. 7:29-31). Karena itu mulai sekarang setiap kita dipanggil untuk hidup kudus menyambut hari kedatangan Tuhan Yesus, yaitu: “Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus” (1Kor. 1:8). Apakah kita siap menghadap Tuhan apabila hari ini adalah hari kedatangan Tuhan?

Salam sejahtera,

Pdt. Yohanes Bambang Mulyono

 

 

 

 

Leave a Reply